Rumah adat Melayu Deli merupakan salah satu simbol dan warisan budaya daerah Melayu di Indonesia. Rumah adat ini berasal dari daerah Deli Serdang, Sumatera Utara. Nah, rumah adat Deli ini bukan sekedar menjadi tempat tinggal dan berlindung sehari-hari bagi masyarakat. Namun, nilai dan seni arsitekturnya menjadi cerminan sejarah dan identitas bagi masyarakat Melayu Deli.

Rumah Adat Melayu Deli dan Fakta Menariknya
Rumah adat Melayu ini tidak semua mutlak bernama Deli, melainkan memiliki berbagai macam sebutan. Sebutan nama tersebut tergantung dengan struktur bangunan, letak geografis, dan bentuk atapnya. Tidak hanya itu, keberagaman jenis rumah adat melayu dengan beragam nama dan bentuk melambangkan kandungan filosofis serta keharmonisan alam yang dimiliki masyarakat Melayu.
Bagi anda yang ingin melihat wisata sejarah dan budaya, anda bisa memilih paket tour Medan dimana anda akan dibawa untuk berkunjung ke Istana Maimun yang merupakan peninggalan Kerjaan Melayu Deli di Kota Medan. berikut pilihat paket tournya:
Sejarah Rumah Adat Deli
Sejarah rumah adat Melayu Deli berhubungan erat dengan sejarah Kesultanan Sumatera Utara. Deli merupakan salah satu daerah di Sumatera yang mana masyarakatnya memiliki kesibukan dalam kegiatan ekonomi perdagangan.
Wilayahnya menghubungkan antara Melayu dengan daerah luar. Banyak pedagang luar seperti pedagang arab, India, hingga Eropa yang singgah untuk melakukan transaksi perdagangan di wilayah Deli ini.
Pada abad ke-15, agama Islam mulai masuk ke wilayah pesisir Sumatera dengan membawa budaya agama dan menyebarkan paham ajarannya. Kemunculan kerajaan-kerajaan Islam memberikan pengaruh besar bagi masyarakat Sumatera. Berbagai perubahan yang cukup signifikan terjadi pada budaya masyarakat hingga arsitektur rumah mereka.

Awalnya, pembangunan rumah-rumah adat tersebut selain untuk tempat tinggal, melainkan fungsi utamanya yaitu sebagai tempat musyawarah hingga majelis untuk menebar ilmu agama. Kemudian seiring berjalannya waktu rumah adat tersebut juga berfungsi untuk tempat pelaksanaan adat istiadat Melayu.
Pada zaman itu, masyarakat memberikan anggapan bahwa rumah adat ini sebagai simbol status sosial serta kekayaan pemiliknya. Hal itu karena tidak banyak yang bisa membangun rumah adat tersebut, hanya golongan bangsawan dan orang-orang berpengaruh di Melayu saja yang memilikinya. Namun seiring perubahan zaman, masyarakat tetap mempertahankan keberadaan rumah ini agar tetap menjadi bagian dari kelestarian budaya Melayu.
Arsitektur Melayu Tradisional
Masyarakat Melayu melakukan pembangunan rumah adat mereka dengan kemampuan dan kreativitas mereka. Pembangunan rumah mulai dari komponen, rancangan desain, dan konteks arsitekturnya berasal dari inovasi masyarakat Melayu sendiri. Beberapa komponen dari bangunan Melayu menjadikannya sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat.

Arsitektur rumah adat Melayu Deli secara umum yaitu rumah panggung yang bentuknya memanjang. Desain bangunan rumah panggung ini tidak jauh berbeda dengan bangunan suku-suku lainnya, karena bangunan ini merupakan bentuk adaptasi di kawasan hutan tropis dan berawa-rawa.
Bentuk rumah panggung bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan menghindari hewan buas yang berasal dari pesisir dan hutan. Kemudian bentuk rumah memanjang yaitu untuk mengatasi kebutuhan sosial masyarakat. Satu rumah yang berjejer memanjang bisa mencakup banyak keluarga untuk tinggal secara bersamaan.
Ciri arsitektur rumah Melayu lainnya yaitu terlihat dari bentuk atapnya yang berlapis dan terbuat dari bahan kayu yang tahan air dan tahan lama. Secara detail, atap rumah Melayu bisa sampai berlapis 3, lalu tiangnya bulat dengan teritisan yang lebar, namun tidak ada lotengnya.
Lihat Juga:
- 40 Makanan Khas Medan
- 15 Pantai di Medan
- 15 Minuman Khas Sumatera Barat
- 15 Money Changer di Medan
- 5 Bandara di Medan
Penggunaan kayu sebagai bahan utama dalam konstruksi merupakan bentuk penyesuaian dengan kondisi lingkungan pesisir dan rawa, sehingga rumah akan tetap dingin dan sejuk walaupun kondisi iklim tropisnya panas.
Ornamen bangunan tradisional Melayu memiliki motif dasar yang sumbernya langsung dari alam, seperti motif tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya. Pemilihan motif juga memiliki filosofi masing-masing. Penggunaan motif fauna atau hewan umumnya mengandung karakteristik tertentu dan berhubungan dengan mitos atau kepercayaan masyarakat setempat.
Kemudian, motif akan benda-benda seperti matahari, bulan, bintang dan lain sebagainya karena mengandung falsafah tertentu Selain itu mereka juga menggunakan motif kaligrafi dari kitab Al Qur’an, serta motif yang berbentuk geometris seperti lingkaran, wajik, dan lain sebagainya.
Karakteristik dan Keunikan Rumah Adat Deli
Bangunan rumah adat Melayu dikenal dengan berbagai ornamen yang unik dan bervariasi. Bentuk khas rumah panggung dengan tiang tinggi dipengaruhi oleh kondisi iklim daerah Melayu, yang memerlukan ventilasi yang baik. Banyaknya jendela dengan ukuran yang hampir sama dengan pintu dirancang agar udara dan cahaya dari luar dapat masuk dengan optimal ke dalam rumah.
Lihat Juga:
Kebudayaan Islam juga memberikan pengaruh terhadap arsitektur rumah adat Melayu. Salah satu pengaruh syariat Islam yaitu pembangunan ruangan secara terpisah khusus laki-laki dan khusus perempuan. Rumah adat Melayu Deli sendiri memiliki beberapa ciri khas yang membedakan dari rumah adat Melayu lain, antara lain yaitu:
1. Arsitektur Bangunan
Salah satu keunikan rumah adat Melayu Deli adalah struktur bangunannya yang tinggi dan berderet memanjang. Rumah panggung ini dibangun setinggi satu hingga dua meter dari permukaan tanah, bertujuan untuk menghindari risiko tenggelam saat banjir dan mencegah gangguan dari hewan liar.
Keberadaan hutan tropis di sekitar Deli juga mempengaruhi desain ini, dengan tujuan menjaga kelembaban rumah agar tidak merusak struktur kayu pada dinding dan lantai. Desain tersebut tidak hanya berfungsi praktis, tetapi juga sesuai dengan lingkungan sekitar.
Rumah adat Deli identik dengan warna-warna khas Melayu, yaitu kuning dan hijau. Warna-warna ini memberikan identitas dan keindahan pada bangunan. Rumah adat Deli biasanya terdiri dari beberapa ruangan fungsional seperti ruang tamu, kamar tidur, dan dapur, yang saling terhubung dalam satu struktur.
Lihat Juga:
- 5 Hotel Bintang 5 di Medan
- 15 Pulau di Sumatera Barat
- 12 Minuman Khas Padang
- 20 Rumah Adat Sumatera Barat
- 10 Rumah Adat Sumatera Utara
Tata letak ini mencerminkan cara hidup masyarakat Melayu, yang mengutamakan keterhubungan dan kemudahan akses antar ruangan dalam desain rumah tradisional mereka.
2. Bahan Bangunan
Bahan utama dalam pembangunan rumah adat Melayu Deli adalah kayu, yang dipilih dengan cermat berdasarkan daya tahan dan kualitasnya. Pemilihan kayu ini bertujuan untuk memastikan kekuatan dan ketahanan rumah agar dapat bertahan lama. Selain aspek praktis, kayu juga memiliki makna simbolis dalam budaya Melayu.
Hal itu melambangkan kesuburan serta kekayaan alam yang melimpah. Dengan demikian, penggunaan kayu tidak hanya mencerminkan keahlian teknik, tetapi juga nilai-nilai budaya dan lingkungan yang mendalam.
Lihat Juga:
- 15 Rumah Adat Padang
- 10 Gunung di Medan
- 5 Tempat Wisata Romantis di Berastagi
- 15 Air Terjun di Danau Toba
- 15 Makanan Khas Danau Toba
Tidak hanya itu, penggunaan bahan dari sumber daya alam seperti kayu, buluh, rotan, hingga pelepah ini sebagai upaya melindungi alam semesta. Sebab, dengan menggunakan bahan yang dapat diperbaharui tidak akan merusak dan mencemari lingkungan.
3. Interior Ornamen
Dekorasi rumah adat Deli ini sangat mencerminkan kesenian masyarakat Melayu. Mulai dari bagian depan hingga dalam rumah merupakan kerajinan tangan yang kompleks dan memiliki makna tersendiri di setiap motif atau ukirannya.
Hiasan bagian depan rumah seringnya berupa ukiran-ukiran rumit dengan motif bunga, daun, hewan, dan lain-lain. Ukiran tersebut umumnya dibuat di pintu, jendela, hingga langit-langit depan rumah.
Tidak jarang juga masyarakat yang membuat ukiran kaligrafi di rumah adat yang mereka bangun. Biasanya ukiran tersebut berisi kalimat pesan atau doa untuk keberkahan keluarga atau penghuni rumah.
Lihat Juga:
- Paket Tour Medan 4 Hari 3 Malam
- Paket Tour Medan 3 Hari 2 Malam
- Paket Tour Padang 4 Hari 3 Malam
- Paket Tour Padang 3 Hari 2 Malam
- Paket Tour Samosir
- Paket Tour Berastagi
- Paket Tour Padang
- Paket Tour Sabang
Terdapat berbagai hiasan unik seperti Selembayung atau Tombak Layar yang terletak di ujung perabung bangunan. Hiasan ini biasanya terbuat dari kayu dan berbentuk seperti tombak yang terhunus.
Makna dari hiasan ini bermacam-macam, yaitu ada yang melambangkan keperkasaan dan wibawa pemiliknya, sebagai wujud sikap tahu diri, atau juga bisa sebagai lambang keturunan serta keserarian dalam keluarga.
4. Bentuk Atap
Pada zaman dulu, masyarakat Melayu membuat atap pada rumah adat mereka dengan daun nipah atau daun rumbia. Namun, seiring perkembangan zaman, kini masyarakat mulai menggunakan genteng atau seng untuk atap rumah mereka.
Terlihat dari bentuk atap rumah Melayu Serdang umumnya menggunakan kategori bubungan limas atau parabungan lima. Desain ini menampilkan ujung perabung atap yang runcing, yang melambangkan makna spiritual dalam budaya Melayu.
Ujung yang runcing ini dianggap sebagai simbol kehidupan manusia yang akan kembali kepada penciptanya, mencerminkan filosofi dan nilai-nilai mendalam yang dipegang oleh masyarakat Melayu. Desain atap ini tidak hanya berfungsi secara struktural tetapi juga sebagai representasi dari keyakinan dan filosofi budaya.
Lihat Juga:
Rumah adat Melayu Deli merupakan simbol dan identitas budaya masyarakat Deli yang penuh makna filosofis. Sehingga, penting bagi masyarakatnya untuk tetap mempertahankan karakteristik dan ciri khas yang mereka miliki. Hal ini sebagai upaya melestarikan budaya tidak hanya di lingkup Melayu saja, tetapi juga untuk Indonesia yang terkenal dengan ragam budayanya.