Setiap suku memiliki pakaian adat yang khas, salah satunya adalah baju adat Batak Angkola. Sumatera Utara adalah provinsi dengan mayoritas penduduk dari suku Batak, yang merupakan kelompok etnis terbesar di wilayah tersebut. Suku Batak terdiri dari beberapa sub-suku, termasuk Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Pakpak, dan Batak Angkola. Sehingga setiap sub-suku memiliki baju adat Batak tersendiri.

Pakaian adat Batak Angkola memiliki karakteristik yang unik. Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai ciri khas baju adat Batak Suku Angkola.
Baju Adat Batak Angkola dan Serba-serbinya
Suku Angkola adalah salah satu etnis yang mendiami daerah sekitar Tapanuli bagian Selatan. Nama “Angkola” diambil dari sungai Batang Angkola yang mengalir di wilayah tersebut.
Meskipun memiliki kebudayaan yang mirip dengan Batak Toba dan Batak Mandailing, karena adanya hubungan kekerabatan, adat Batak Angkola memiliki keunikan tersendiri dalam aspek budaya, termasuk dalam pakaian adat dan tradisi.
Karena adanya persamaan budaya, pakaian adat Suku Batak Angkola memiliki kemiripan dengan pakaian adat Batak Toba dan Batak Mandailing. Baju adat Batak Angkola umumnya terbuat dari kain ulos, dengan warna dasar hitam yang sering dipadukan dengan aksen merah.
Kain ulos ini sering dihiasi dengan pola-pola tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya suku tersebut. Berikut adalah detail lengkap mengenai karakteristik baju adat Batak Angkola.
Makna Kain Ulos pada Pakaian Adat Batak Angkola
Bagi masyarakat Batak, khususnya Batak Angkola kain ulos memiliki makna adat yang sakral dan tradisi penggunaannya masih dilestarikan hingga kini. Ulos tidak hanya berfungsi sebagai pakaian adat.

Akan tetapi juga sebagai simbol penting dalam berbagai upacara adat Batak dan acara. Corak yang terdapat pada ulos atau yang terkenal sebagai ragi, memainkan peran penting dalam menentukan tujuan dan fungsi ulos tersebut. Setiap corak ragi memiliki arti dan penggunaan khusus, menambah kekayaan budaya serta makna dalam setiap helai kain ulos.
Oleh karena itu, tidak sembarangan memberikan kain ulos ke semua orang. Sebab pemberian ulos harus sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Berikut jenis-jenis ulos dan makna simboliknya sebagai bagian dari baju adat Batak Angkola.
1. Ulos Ragi Hotang
Ulos ini merupakan simbol ikatan kasih sayang dalam budaya Batak Angkola. Dalam upacara pernikahan adat, sepasang pengantin biasanya mengenakan kain ulos yang disampirkan pada tubuh mereka. Kain tersebut terkenal sebagai ulos ragi hotang atau ulos marjabu.

Ulos ini melambangkan kekuatan ikatan kasih sayang yang diibaratkan seperti rotan, atau “hotang” dalam bahasa Batak. Rotan sendiri merupakan bahan pengikat dengan daya tahan tinggi. Filosofi ini menjadi doa agar pengantin baru tetap kuat dan saling mendukung dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
2. Ulos Mangiring
Kain Ulos Mangiring memiliki simbol kesuburan dan sering diberikan oleh nenek kepada cucu pertama dengan harapan keluarga akan segera mendapatkan anggota keluarga baru. Ulos ini kemudian masyarakat jadikan sebagai kain gendong atau yang populer sebagai parompa, untuk mendukung bayi atau anak kecil.
Selain itu, Ulos Mangiring juga sering masyarakat Batak gunakan sebagai selendang dalam bahasa Batak bernama tali-tali. Bagian dari baju adat Batak Angkola ini melengkapi berbagai acara adat dan ritual.
Lihat Juga:
- 40 Makanan Khas Medan
- 15 Pantai di Medan
- 20 Minuman Khas Sumatera Barat
- 15 Money Changer di Medan
- 5 Bandara di Medan
3. Ulos Ragidup
Ulos Ragidup memiliki makna simbol kehidupan dan menurut anggapan masyarakat merupakan kain dengan proses pembuatan yang lebih kompleks daripada ulos lainnya. Proses pembuatannya melibatkan tiga tahap, yakni dua bagian sisi dan bagian tengah yang terdiri dari tiga bagian dengan detail rumit.
Kain ini ditenun dengan sangat hati-hati sehingga motifnya terlihat nyata dan ‘hidup’ setelah selesai. Karena proses yang rumit dan harga yang mahal, Ulos Ragidup melambangkan kehidupan dan kebahagiaan serta diharapkan dapat memberikan umur panjang dan kesejahteraan bagi pemakainya.
4. Ulos Sadum
Kain Ulos Sadum melambangkan suka cita dan kebahagiaan. Ciri khas ulos ini adalah dominasi warna merah, motif bunga yang meriah, serta bingkai warna gelap di kedua sisi. Ulos Sadum masyarakat Batak gunakan sebagai motivasi bagi keluarga agar selalu bahagia dan bersemangat dalam aktivitas sehari-hari.
Lihat Juga:
- 5 Hotel Bintang 5 di Medan
- 15 Air Terjun di Danau Toba
- 12 Minuman Khas Padang
- 20 Rumah Adat Sumatera Barat
- 10 Rumah Adat Sumatera Utara
Selain itu, ulos ini juga sering dijadikan hadiah atau kenang-kenangan untuk pejabat atau tamu istimewa sebagai simbol penghargaan dan penghormatan.
Detail Bagian Baju Adat Perempuan
Berikut detail bagian-bagian yang terdapat pada baju adat Batak Angkola untuk wanita:
Berikut adalah elemen-elemen dari pakaian adat Batak Angkola untuk pengantin perempuan:
- Bulang: Mahkota yang dikenakan di kepala pengantin perempuan. Bulang asli terbuat dari emas, sementara yang lainnya menggunakan emas sepuhan. Jumlah tingkatan Bulang menunjukkan kelas sosial seseorang.
- Baju Kurung Panjang: Pakaian panjang berwarna hitam dengan bordir keemasan.
- Kain Songket Panjang: Digunakan sebagai bagian bawah pakaian, biasanya dikenakan di pinggang.
- Dua Selendang: Selendang tenun Patani atau songket berwarna merah hati, diselempangkan di bahu kiri dan kanan, bersilang di dada, dan ujungnya bertemu di kedua sisi pinggang.
- Bobat: Ikat pinggang berwarna keemasan yang memiliki ukiran dengan bentuk segi empat yang disambungkan.
- Sepasang Keris: Keris kecil yang diletakkan di bagian depan ikat pinggang.
- Puntu: Gelang emas yang dikenakan di lengan bagian atas pengantin perempuan.
- Gaja Meong: Kain yang dibentuk menjadi lebih tebal dan dikenakan sebagai aksesori tambahan.
- Kalung Emas: Kalung berbentuk tapak kuda yang disematkan pada bahan kain beludru hitam di leher.
- Anting-Anting Emas: Dikenakan di telinga sebagai pelengkap aksesori.
- Kuku Emas: Aksesori untuk jari tangan kanan yang memperindah bentuk kuku.
Detail Bagian Baju Adat Laki-laki
Berikut detail bagian- bagian yang terdapat pada baju adat Batak Angkola untuk laki-laki:
- Ampu
Ampu adalah mahkota yang berfungsi sebagai penutup kepala dalam pakaian adat Batak Angkola. Terbuat dari kain beludru hitam dengan hiasan warna keemasan, Ampu memiliki desain yang khas dengan bagian bawah yang melilit dan motif emas yang menyilang pada ujungnya, mengarah ke atas dan ke bawah.
Makna dari arah penyilangan ini adalah untuk mengingatkan pemakainya agar tetap rendah hati terhadap sesama dan selalu ingat kepada Sang Pencipta.
- Bajo Godang
Baju Godang adalah pakaian adat yang berbentuk jas dengan warna merah atau hitam keemasan. Ciri khas dari Baju Godang adalah tidak adanya kerah pada bagian leher, memberikan tampilan yang elegan dan khas dalam busana adat.
- Bobat
Bobat atau ikat pinggang adalah aksesori penting pada pengantin laki-laki dalam pakaian adat Batak Angkola. Ikat pinggang ini dikenakan di bagian luar pinggang dan dilengkapi dengan dua pisau yang diselipkan.
Pisau-pisau ini terdiri dari pisau jantan yang dipakai di sebelah kanan dan pisau betina di sebelah kiri, masing-masing dengan desain gagang yang berbeda. Pisau jantan dan pisau betina melambangkan peran dan keseimbangan dalam kehidupan berkeluarga.
- Gelang
Gelang pada baju adat Batak Angkola dikenakan di masing-masing lengan bagian luar baju. Gelang ini memiliki desain polos dengan warna keemasan, menambah keanggunan dan kemewahan pada tampilan pengantin.
- Terakhir, kain sesamping adalah kain tenun songket yang dililitkan pada bagian pinggang. Kain ini menambah keindahan dan kemewahan pada pakaian adat, sehingga mampu memberikan sentuhan akhir yang elegan pada penampilan
Lihat Juga:
- 15 Rumah Adat Padang
- 10 Gunung di Medan
- 5 Tempat Wisata Romantis di Berastagi
- 15 Oleh-oleh Khas Danau Toba
- 15 Makanan Khas Danau Toba
Perbedaan Baju Adat Angkola dengan Mandailing
Baju adat Batak Angkola memiliki kesamaan bentuk dengan baju adat Batak Mandailing, namun terdapat perbedaan mencolok di antara keduanya. Pakaian adat Batak Angkola untuk perempuan umumnya dominan warna merah dan lengkap dengan selendang yang diselempangkan di bagian tubuh.
Sementara itu, baju adat Batak Mandailing mungkin memiliki variasi warna dan aksesori yang berbeda. Perbedaan ini menambah kekayaan dan keberagaman dalam pakaian adat masing-masing suku.
Fungsi Pakaian Adat Batak Angkola
Baju adat Batak Angkola berfungsi sebagai simbol dalam berbagai acara penting, seperti pesta, syukuran, pernikahan, dan upacara tradisional yang dilaksanakan oleh suku Batak Angkola. Selain itu, pakaian adat ini juga berperan sebagai identitas budaya masyarakat suku Batak Angkola, mencerminkan kekayaan warisan budaya dan tradisi mereka.
Lihat Juga:
- Paket Wisata Danau Toba 4 Hari 3 Malam
- Paket Wisata Danau Toba 2 Hari 1 Malam
- Paket Wisata Danau Toba 3 Hari 2 Malam
- Paket Wisata Danau Toba dari Silangit
- Paket Wisata Padang 3 Hari 2 Malam
- Paket Wisata Padang 4 Hari 3 Malam
- Paket Wisata Samosir
- Paket Wisata Berastagi
- Paket Wisata Padang
- Paket Wisata Aceh
Demikian ulasan mengenai pakaian adat Suku Batak Angkola dari Sumatera Utara. Secara umum, baju adat Angkola memiliki kemiripan dengan baju adat Batak Mandailing, terutama dalam hal bentuk dan fungsi, namun berbeda dalam dominasi warna merah yang lebih menonjol pada baju Angkola.
Lihat Juga:
Perbedaan ini mencerminkan persamaan budaya antara kedua suku tersebut. Penggunaan baju adat Batak Angkola tidak boleh sembarangan, karena setiap elemen pakaian memiliki nilai filosofi yang mendalam dan penting dalam tradisi mereka.