SWI Tour & Travel Blog 6 Kelenteng di Medan, Tempat Ibadah Umat Khonghucu di Kota Medan, Sumatera Utara

6 Kelenteng di Medan, Tempat Ibadah Umat Khonghucu di Kota Medan, Sumatera Utara

kelenteng di medan

Kelenteng di Medan menjadi rumah ibadah bagi umat beragama Konghucu atau kepercayaan tradisional tionghoa. Kelenteng sendiri merupakan rumah ibadah bagi penganut agama Taoisme dan Konghucu. Klenteng umumnya berarsitektur tradisional tionghoa. Selain rumah ibadah Konghucu, terdapat juga vihara di Medan untuk umat Buddha.

Medan menyimpan banyak keindahan alam hingga sejarah. Mari menjajal objek wisata di Medan dengan paket wisata Medan berikut:

Bagi anda umat kristiani, anda juga bisa memilih paket ziarah katolik Medan berikut:

Penganut agama konghucu di Medan memiliki persentase 0,01%, walaupun persentasi umat beragam Buddha 28,47% di Medan, namun rumah ibadah konghucu atau kelenteng di Medan sangat mudah ditemukan. Berikut kelenteng di Medan Sumatera Utara yang bisa anda kunjungi:

  • 1. Kelenteng Hok San Tuah

Kelenteng Hok San Tuah adalah salah satu kelenteng bersejarah yang terletak di Medan, Jawa Tengah. Kelenteng ini telah menjadi pusat spiritual dan kebudayaan bagi masyarakat Tionghoa sejak berdirinya, serta menjadi tempat yang penting untuk kegiatan keagamaan, terutama bagi penganut Tridharma (Konghucu, Buddha, dan Tao). Dengan sejarah yang panjang, Hok San Tuah menjadi simbol penting dalam kehidupan religius dan sosial masyarakat setempat.

Lihat Juga:

Sejarah dan Nama Kelenteng

Kelenteng Hok San Tuah, yang dibangun pada masa kolonial, menjadi salah satu dari sekian banyak kelenteng tua di Medan yang masih terawat hingga saat ini. Nama “Hok San Tuah” memiliki makna yang mendalam, di mana “Hok” berarti berkah, “San” berarti gunung, dan “Tuah” berarti kebajikan. Secara harfiah, nama tersebut mencerminkan harapan agar kelenteng ini menjadi sumber kebajikan dan berkah bagi masyarakat yang berdoa dan memohon perlindungan di dalamnya.

Arsitektur dan Keindahan

Kelenteng di Medan ini memiliki arsitektur yang khas, menampilkan gaya tradisional Tionghoa dengan atap yang melengkung, dihiasi ornamen naga, serta pilar-pilar berwarna merah yang melambangkan keberuntungan. Di dalam kelenteng, terdapat berbagai altar dan patung dewa-dewa yang dipuja oleh para penganut. Dekorasi serta ukiran indah yang menghiasi bangunan ini menambah daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Pusat Kegiatan Keagamaan

Kelenteng Hok San Tuah tidak hanya menjadi tempat sembahyang, tetapi juga menjadi pusat berbagai kegiatan keagamaan dan budaya. Setiap tahun, kelenteng ini menjadi tempat penyelenggaraan perayaan Imlek dan Cap Go Meh, di mana masyarakat berkumpul untuk berdoa, mengadakan ritual, serta merayakan kebersamaan dalam suasana yang khidmat dan penuh warna.

Dengan kekayaan sejarah dan budayanya, Kelenteng Hok San Tuah tetap menjadi ikon penting bagi warga Medan dan simbol keharmonisan budaya Tionghoa di Indonesia. Jadi, bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi salah satu dari kelenteng di medan yang cukup unik tadi, Anda bisa langsung mendatangi lokasi kelentengnya dan Anda pun bisa belajar terkait sejarah hingga nilai-nilai arsitektural yang ada di dalamnya.

Lihat Juga:

  • 2. Kelenteng Tua Lang Kong

Kelenteng Tua Lang Kong di Medan adalah salah satu tempat ibadah penting bagi komunitas Tionghoa di kota ini. Terletak di kawasan Medan, Sumatera Utara, kelenteng ini memiliki sejarah panjang dan berfungsi sebagai pusat keagamaan, budaya, dan sosial bagi masyarakat Tionghoa, khususnya para penganut Tridharma.

Lihat Juga:

Keunikan Kelenteng Tua Lang Kong

Kelenteng Tua Lang Kong memiliki berbagai keunikan yang membedakannya dari kelenteng lain di Indonesia. Berikut beberapa keunikan utama kelenteng ini:

  • Sejarah Panjang dan Warisan Leluhur

Sebagai salah satu kelenteng tertua di Medan, Kelenteng Tua Lang Kong memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan komunitas Tionghoa di wilayah tersebut. Didedikasikan untuk Dewa Tua Lang Kong, kelenteng ini telah menjadi pusat spiritual selama berabad-abad dan memiliki nilai sejarah yang tinggi, yang menjadikannya bagian dari warisan budaya lokal.

  • Arsitektur Tradisional Tionghoa

Keunikan lain dari Kelenteng di Medan ini adalah arsitektur tradisionalnya yang khas. Dengan warna dominan merah, ornamen naga di atap, dan patung dewa yang megah di bagian dalam, desain kelenteng ini mencerminkan gaya arsitektur Tionghoa yang penuh simbolisme. Setiap elemen bangunan, mulai dari pilar hingga hiasan ukirannya, memiliki makna filosofis yang mendalam.

  • Perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang Meriah

Setiap tahun, Kelenteng Tua Lang Kong menjadi pusat perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Dalam perayaan ini, kelenteng dipenuhi oleh masyarakat setempat yang datang untuk berdoa, mempersembahkan sesaji, dan mengikuti ritual tradisional. Perayaan ini dimeriahkan oleh pertunjukan barongsai dan berbagai kegiatan budaya lainnya, menjadikan kelenteng ini sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya di Medan.

  • Tempat Penyembuhan Spiritual

Selain sebagai tempat ibadah, kelenteng ini dikenal sebagai tempat untuk mencari penyembuhan spiritual. Banyak orang datang untuk berdoa dan meminta perlindungan serta kesehatan dari Dewa Tua Lang Kong. Tradisi ini telah berlangsung lama dan terus dipertahankan oleh generasi-generasi berikutnya.

Kelenteng Tua Lang Kong tetap menjadi simbol spiritual, budaya, dan sejarah yang penting di Medan, menarik perhatian wisatawan dan para penganut Tridharma dari berbagai daerah.

Lihat Juga:

  • 3. Kelenteng Cikong Tien Medan

Kelenteng Cikong Tien di Medan adalah salah satu destinasi spiritual dan budaya yang patut dikunjungi, baik oleh wisatawan maupun masyarakat lokal. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kelenteng ini layak menjadi tujuan kunjungan Anda:

Mengapa Harus Berkunjung ke Kelenteng Cikong Tien Medan?

Kelenteng Cikong Tien, yang terletak di Medan, Sumatera Utara, merupakan salah satu tempat ibadah yang penting bagi komunitas Tionghoa di kota ini. Dikenal sebagai pusat spiritual dan budaya, kelenteng ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berdoa tetapi juga sebagai simbol warisan sejarah yang kaya. Berikut adalah beberapa alasan kenapa harus mengunjungi Kelenteng Cikong Tien:

  • Kekayaan Sejarah dan Spiritual

Kelenteng Cikong Tien memiliki nilai sejarah yang tinggi dan berfungsi sebagai pusat keagamaan bagi komunitas Tionghoa di Medan. Tempat ini didedikasikan untuk memuja Dewa Cikong, yang dipercaya membawa berkah, perlindungan, dan kebijaksanaan. Mengunjungi kelenteng ini memungkinkan Anda untuk memahami lebih dalam tentang tradisi spiritual yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Lihat Juga:

  • Arsitektur Tradisional yang Memukau

Kelenteng di Medan ini menawarkan pemandangan arsitektur tradisional Tionghoa yang megah, dengan warna merah yang mendominasi dan ornamen naga serta burung phoenix di bagian atap. Setiap detail dari kelenteng, mulai dari patung dewa-dewi hingga ukiran pada dinding, memiliki simbolisme yang mendalam, menjadikan kelenteng ini sebagai tempat yang indah untuk dikunjungi dan dipelajari.

  • Pengalaman Budaya yang Autentik

Selama perayaan-perayaan besar seperti Imlek dan Cap Go Meh, Kelenteng Cikong Tien menjadi pusat kegiatan budaya yang ramai. Anda dapat menyaksikan berbagai ritual keagamaan, pertunjukan barongsai, dan festival yang memancarkan semangat kebersamaan. Ini adalah kesempatan unik untuk merasakan pengalaman budaya Tionghoa yang otentik di jantung kota Medan.

  •  Suasana Tenang untuk Refleksi

Bagi mereka yang mencari ketenangan dan kesempatan untuk merenung, Kelenteng Cikong Tien menawarkan suasana yang damai. Banyak orang datang ke sini untuk bersembahyang atau sekadar menikmati keheningan, menjadikannya tempat yang cocok untuk mencari ketenangan jiwa.

Dengan nilai sejarah, spiritualitas, dan budaya yang kaya, Kelenteng Cikong Tien Medan adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi dan dipahami lebih dalam.

Lihat Juga:

  • 4. Kelenteng Tjit Sien Kong

Informasi seputar Kelenteng Tjit Sien Kong masih sangat terbatas. Walaupun kelenteng ini termasuk salah satu tempat ibadah Konghucu yang menarik di Medan, daya tariknya jarang diketahui. Akibat kurangnya informasi, banyak orang melewatkan kesempatan berkunjung ke Tjit Sien Kong. Padahal kelenteng di Medan yang satu ini memiliki tampilan indah, event rutin dan juga selalu ramai dikunjungi warga sekitar!

Tjit Sien Kong memiliki tampilan yang khas dibanding kelenteng Medan lainnya. Keunikan bentuk terletak pada atap yang memiliki banyak hiasan naga. Jika dilihat dari jauh, tampilan atap kelenteng ini mirip mahkota. Namun saat dinikmati dari dekat, tampilan naga berawan mulai terlihat detailnya.

Lihat Juga:

Tampilan Tjit Sien Kong yang unik menjadi daya tarik bagi wisatawan luar Medan. Banyak orang yang sengaja datang ke sini bukan untuk ibadah tetapi foto-foto. Perlu diingat bahwa Tjit Sien Kong terbuka untuk umum, jadi selama tidak mengganggu proses ibadah, Anda bisa ambil foto sesuka hati.

Selain dari sisi tampilannya, Tjit Sien Kong selalu ramai dengan event untuk hari Sabtu dan Minggu. Keramaian terjadi karena kelenteng ini dijadikan tempat sosial kumpul oleh warga sekitar. Anda bisa datang pada malam hari juga saat ada event seperti ini.

Pada Sabtu dan Minggu, Tjit Sien Kong buka selama 24 jam. Jadi silahkan sempatkan diri datang kapan saja bebas masuk ke Tjit Sien Kong.

Pada hari raya Konghucu, tempat Kelenteng Tjit Sien Kong jadi lebih ramai. Ada event Tari Barongsai  dan menyalakan lentera. Tampilan area kelenteng yang dihias bahkan lebih indah dari tampilan biasanya. Tidak akan rugi Anda datang ambil foto di sini saat hari raya besar!

Daya tarik terakhir adalah aspek sosial. Warga lokal sekitar Medan Labuhan memanfaatkan halaman besar di Tjit Sien Kong untuk acara sosial ini. Sebagai contoh pada tanggal 4 Februari 2024 lalu, ada acara bakti sosial besar yang libatkan 1.000 orang.

Event sosial seperti panggung gembira dan lomba 17 Agustusan juga sering diadakan pada halaman Kelenteng Tjit Sien Kong. Bagi Anda yang suka acara ramai-ramai di kota Medan, silahkan coba kunjungi  Tjit Sien Kong untuk menikmatinya!

Lihat Juga:

  • 5. Kelenteng Nam Hai Sa Pek

Kelenteng Nam Hai Sa Pek berbeda dari tempat ibadah Konghucu lain di Medan karena tampilannya tersembunyi. Tempat ibadah Nam Hai Sa Pek berada di tengah daerah pemukiman Tegal Sari Mandala dan memang tidak memiliki tampilan seperti kelenteng besar lainnya.

Dari arsitektur luar, tempat ibadah Nam Hai Sa Pek mirip rumah yang berpagar saja. Padahal, di balik pagar tersebut terdapat rumah ibadah besar dengan berbagai perabotan khas Konghucu.

Bisa dikatakan bagian dalamnya mirip museum saat pertama kali masuk ke area ibadahnya. Tempat tertutup dengan banyak lemari kaca berisikan patung dewa agama Konghucu menjadi daya tarik tersendiri!

Lihat Juga:

Kelenteng tersembunyi di Tegal Sari Mandala dibangun untuk memberi akses ibadah mudah bagi penganut agama Konghucu. Masalahnya, di area sekitar tidak ada kelenteng lain yang mudah diakses seperti ini. Maka dari itu, dibuatlah Kelenteng Nam Hai Sa Pek ini.

Mengapa kelenteng ini menggunakan konsep tersembunyi? Alasan utamanya adalah ruangan yang tersedia. Di area pemukiman Tegal Sari Mandala, tidak ada lahan besar untuk dijadikan tempat ibadah. Sekalipun tersedia, biaya tanah dan pembangunannya pasti mahal.

Tempat ibadah tidak harus mahal, selama memiliki fungsi dan memuaskan para umat penggunanya, tempat ibadah tersebut sudah tepat guna. Oleh sebab itu, kelenteng di Medan ini akhirnya didirikan tepat di tengah area pemukiman dan membaur dengan sekitar.

Saat melewati jalan depan kelenteng tersembunyi ini, Anda mungkin tidak akan sadar. Penanda tempat ini adalah kelenteng hanya berupa papan gantung kecil di bagian pintu utama. Papan tersebut tidak akan terlihat dari jauh. Anda harus menghadap di depan pintu kelenteng untuk melihat papan nama-nya.

Walaupun tersembunyi dan membaur dengan bangunan pemukiman lain, tempat ibadah ini tetap ramai jika di hari raya. Berbagai hiasan dan suguhan akan dipajang pada area depan kelenteng di hari besar seperti Imlek.

Anda yang mencari tempat ibadah Konghucu di area Kecamatan Medan Denai, dapat datang ke sini. Tampilan sederhana Kelenteng Nam Hai Sa Pek bisa menjadi daya tarik tersendiri. Lagipula, daripada jauh mencari tempat ibadah lain, Nam Hai Sa Pek bisa jadi pilihan terdekat dan nyaman untuk ibadah juga!

Lihat Penawaran Kami:

  • 6. Kelenteng Pho Tho Kong

Lokasi Kelenteng Pho Tho Kong dapat membuat bingung pendatang dari luar. Saat ada penganut Konghuchu cari tempat ibadah di area Sei Mati, mereka pasti memilih datang ke Pho Tho Kong. Sayangnya, lokasi Kelenteng ini benar-benar sulit ditemukan.

Walaupun sudah menggunakan teknologi peta digital sekalipun, banyak orang menyerah menemukannya. Alasannya karena tampilan Kelenteng Sei Mati yang satu ini mirip seperti ruko.

Alamat lengkap Kelenteng ini ada di Jalan Platina Raya, Sei Mati, Medan Labuhan, Kota Medan. Coba saja jelajahi sepanjang Jalan Platina Raya ini, dijamin Anda tidak akan menemukan tempat yang mirip seperti Kelenteng.

Lihat Juga:

Penanda dari tempat ibadah ini hanya bisa dilihat pada lantai dua. Di lantai atas terdapat tempat menaruh dupa warna merah dan juga plakat berdoa. Sayangnya, penanda tersebut sulit dilihat dari Jalan Platina Raya secara langsung. Tidak heran, banyak yang luput saat cari lokasi Pho Tho Kong.

Saat pertama kali didirakan pada tahun 2022 lalu, tempat ibadah Kelenteng Pho Tho Kong memang berupa ruko. Berkat pendanaan dari donatur dan dukungan penganut Konghuchu Mendan, akhirnya berdirilah tempat ibadah kecil ini.

Dana yang tersedia lebih difokuskan mengembangkan area dalam tempat ibadah Konghuchu ini. Untuk bagian depat dibiarkan tetap biasa seperti ruko kebanyakan. Papan penanda tempat ibadah Kelenteng saja tidak terpasang di situ.

Pada akhirnya, tampilan depan Pho Tho Kong sulit dibedakan dengan tempat perbelanjaan biasa. Selain itu, area teras tempat ibadah ini memang difungsikan sebagai area berjualan. Akhirnya, foto-foto yang ada tentang Kelenteng Medan ini tidak bisa membantu temukan lokasinya.

Walaupun area bagian dalam berupa tempat ibadah, keputusan tidak permak bagian depannya cukup membingungkan. Jika dilihat dengan deretan tempat jualan di sekitarnya, Kelenteng ini benar-benar sulit ditemukan hasilnya.

Ternyata alasan pengambilan keputusan ini ditujukan untuk membaur. Akibat penggunaan lahan di area dagang dan komersial, Kelenteng ini terlalu mencolok jika menampilkannya sebagai tempat ibadah. Daripada merusak kondisi area perbelanjaan, akhirnya ditentukan bahwa Kelenteng ini dibiarkan tersembunyi.

Penjelasan di atas sudah menjelaskan mengapa kelenteng di Medan yang satu ini sulit dicari letaknya. Semoga dengan bahasan ini, Anda dapat lancar berkunjung ke Kelenteng Pho Tho Kong untuk ibadah!

Lihat Juga:

Itulah beberapa kelenteng di Medan yang bisa anda kunjungi khususnya bagi penganut agama koghucu. Bagi anda yang kesulitan dalam hal transportasi, anda bisa sewa mobil Medan dengan kami.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post